ESAI dan KRITIK SASTRA CERPEN PAKET MAYAT KARYA SOIM ANWAR

TKI adalah orang yang bekerja di luar negeri, TKI merupakan sumber devisa terbesar di Negara Indonesia ini tetapi untuk keselamatannya di Negara lain untuk bekerja tidak terjamin. Sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi TKI di Negara Malaysia. Seperti terdapat dalam cerpen “ Paket Mayat” di Bandara Internasional Kuala Lumpur, pukul 14.25, aku duduk dikursi panjang depan pintu C-21, menanti pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 0851 tujuan Surabaya. Udara terasa dingin. Orang-orang berlalu-lalang dengan tergesa. Bayangan mereka beserta trolley-nya memantul di lantai porselen warna coklat. Berkali-kali aku melihat ke arah datangnya para penumpang. Terasa lama sekali.

Seorang TKI biasanya kerja menjadi pekerja rendahan di Negara lain, tetapi mereka tidak ada yang menjamin keselamatan mereka dalam bekerja meskipun dengan adanya TKI Indonesia, Negara Indonesia memiliki pemasukan devisa yang cukup besar tetapi pemerintah selalu lepas tangan dan tidak mau membantu jika ada orang Indonesia yang mengalami kesulitan di Negara lain dan tenaga mereka selalu di manfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Seperti terdapat dalam cerpen “ Paket Mayat” Suparjan ternyata jadi kuli di proyek pembangunan Hotel Seri Malaysia di Jalan Telok Sisek. Persis di sebelah Taman Budaya Pahang. Banyak tenaga proyek, apalagi di perkebunan, adalah pekerja liar. Polisi juga tahu itu.  Tapi mereka tak mau oprasi di wilayah proyek. Para pekerja liar sengaja dimanfaatkan dengan segala posisi lemahnya. Ada banyak cerita, ketika proyek menjelang rampung, polisi sengaja di datangkanuntuk menggerbek mereka. Para pekerja berlarian, maka mereka pun tak terbayar. Jika saja mereka dijaring di saat proyek sedang berlangsung, proyek-proyek pembangunan akan macet. Hari-hari biasa tentu saja banyak pekerja yang jenuh cari hiburan. Jika hari libur, para pekerja ada yang berani jalan-jalan. Saat seperti inilah mereka terjaring oprasi di luar, termasuk Suparjan.

Penyebab orang ingin menjadi TKI karena biaya hidup yang semakin tinggi dan membuat orang bertambah miskin sehingga orang bisa nekad untuk mengadu nasib di Negara lain dengan meninggalkan anak dan istrinya di Indonesia, tujuan mereka menjadi TKI agar bisa hidup layak di Indonesia dan bisa membahagiakan anak dan istrinya. Seperti terdapat dalam cerpen “ Paket Mayat” dulu katanya istrimu melarang ke sini? Gimana lagi, dirumah nggak ada pekerjaan. Sawah sudah dijual. Untuk apa? Ya untuk sangu berangkat saya ke sini ini.

Banyak hal yang sudah terjadi dengan TKI-TKI Indonesia selama mereka bekerja di Malaysia yang selama ini tidak pernah mereka bayangkan meskipun sebelum berangkat menjadi TKI banyak berita-berita yang menyedihkan di alami oleh TKI Indonesia. Banyak tragedi yang sudah terjadi seoperti kekerasan pada TKI lalu upah kerjanya tidak di bayar. Seperti terdapat dalam cerpen “ Paket Mayat” aku kembali ke Kuala Lumpur. Suparjan kutinggali beberapa ringgit karena dia belum pernah mendapat upah. Dia segera kembali ke proyek. Hari-hari berikutnya dia sering meneleponku. Tapi beritanya selalu buruk. Selama lima bulan di sini dia belum pernah mendapat bayaran.

Sekitar sebulan setelah itu ada kabar dari temannya kalau Suparjan mengalami kecelakaan dan meninggal. Tapi dia tak bisa menjelaskan kecelakaannya. Pokoknya kecelakaan, aku kaget sekali dan langsung meluncur kesana. Malam harinya aku sampai dirumah sakit tempat jenazah Suparjan. Dia telah dimasukkan dalam peti, Nama dan KTP dari tanah air tertempel di tutup peti. Tapi aku tak diperbolehkan membukanya, aku langsung menghubungi mertua di tanah air. Dia minta jenazah Suparjan di bawa pulang ke tanah air.

Semua yang terjadi pada kasus-kasus TKI ini sangat membuat hati kita merasa miris sekali, karena nggak begitu ada artinya mereka disana. Mereka hanya di peras tenaganya dan dimanfaatkan keberadaannya oleh pihak-pihak tertentu. TKI itu juga manusia tapi  banyak yang memperlakukan mereka tidak pada sepantasnya sebagai sesama manusia hanya karena mereka pekerja rendahan. Seperti terdapat dalam cerpen “ Paket Mayat” menara tertinggi itu pembangunannya banyak memakan korban, kataku sambil menuding ke puncak. Orang mana? Ya orang kita. Tapi tak pernah diberitakan.